VULKANISME
A.PENGERTIAN
VULKANISME(GUNUNG API)
Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma
yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau
melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema.
Magma
yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava. Magma dapat bergerak naik
karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup
energi untuk mendorong batuan di atasnya.
Di dalam
litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman
dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang
terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka
semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang
bersumber dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma.
Dapur magma inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.
a.Intrusi Magma
Intrusi
magma adalah peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan batuan, tetapi tidak
mencapai permukaan Bumi. Intrusi magma dapat dibedakan atas sebagai berikut :
Intrusi
datar (konkordan):
·
sill atau lempeng intrusi, yaitu
magma menyusup di antara dua lapisan batuan, mendatar, dan paralel dengan
lapisan batuan tersebut
yang berbentuk pipih atau lempeng.
·
Lakolit, yaitu magma yang menerobos
di antara lapisan Bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue
serabi.
Intrusi
memotong (diskordan):
·
Batholit, yaitu batuan beku yang terbentuk dari
dapur magma, terjadi karena penurunan suhu yang lambat.
·
Gang, yaitu batuan dari intrusi magma yang
memotong lapisan batuan
·
Apofisa, yaitu cabang dari irupsi korok
(gang).
·
Diatermis, yaitu lubang (pipa) di
antara dapur magma dan kepundan gunung berapi. Bentuknya seperti silinder
memanjang.
Secara
rinci, adanya intrusi magma (atau disebut plutonisme) menghasilkan
bermacam-macam bentuk, yaitu:
b.Ekstrusi Magma
Ekstrusi
magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar ke permukaan Bumi dan
membentuk gunung api. Hal ini terjadi apabila tekanan gas cukup kuat dan ada
retakan pada kulit Bumi sehingga menghasilkan letusan yang sangat dahsyat.
Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma
tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan.Oleh karena
itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan. Secara umum ekstrusi magma
dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1.
Ekstrusi linear
terjadi
jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan memanjang sehingga
membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki di Islandia, dan
deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2.
Ekstrusi areal
terjadi
apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga magma keluar meleleh
di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow Stone National
Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
3. Ekstrusi sentral
terjadi
magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan membentuk gunung-gunung
yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.
Jenis
Gunung Berapi Berdasarkan Bentuknya
1. Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
2. Shield Volcano
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
3. Cinder Cone Volcano
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
4. Kaldera Volcano
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.
1. Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
2. Shield Volcano
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
3. Cinder Cone Volcano
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
4. Kaldera Volcano
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.
Bahan-bahan yang dikeluarkan
gunung api
Bahan-bahan yang dikeluarkan gunung api saat meletus adalah sebagai berikut :
1) Material vulkanis padat (efflata)
a) berdasarkan asalnya
- Efflata autogen, bersala dari bekuan magma yang keluar.
- Efflata allogen, berasal dari pipa kawah yang terlempar.
b) Berdasarkan ukurannya
- Boom berukuran besar
- Lapili sebesar kerikil
- Pasir vulkanik sebesar butiran pasir
- Abu vulkanis efflata yang halus
Bahan-bahan yang dikeluarkan gunung api saat meletus adalah sebagai berikut :
1) Material vulkanis padat (efflata)
a) berdasarkan asalnya
- Efflata autogen, bersala dari bekuan magma yang keluar.
- Efflata allogen, berasal dari pipa kawah yang terlempar.
b) Berdasarkan ukurannya
- Boom berukuran besar
- Lapili sebesar kerikil
- Pasir vulkanik sebesar butiran pasir
- Abu vulkanis efflata yang halus
2) Material berupa
cairan
a) lava, yaitu aliran magma ke permukaan bumi
b) Lahar panas, yaitu lava yang merupakan campuran lava dengan air
c) Lahar dingin yaitu lava yang membeku bersama air hujan.
a) lava, yaitu aliran magma ke permukaan bumi
b) Lahar panas, yaitu lava yang merupakan campuran lava dengan air
c) Lahar dingin yaitu lava yang membeku bersama air hujan.
3) Material gas,
terdiri dari atas
a) uap air
b) gas nitrogen
c) gas belerang
d) asam arang dan lain-lain
Tipe Letusan Gunung Api
Tipe Letusan Gunung Api - Gunung berapi
terdapat di seluruh dunia, namun lokasi gunung berapi yang sangat dikenali
adalah gunung berapi yang berada di sekitar Pacific Ring of
Fire ( Cincin Api Pasifik ). Pacific Ring of Fire merupakan
garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik. Gunung berapi memiliki
beberapa bentuk yang sering berubah sepanjang masa hidupnya. Gunung
berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, dan
akhirnya dapat ditentukan menjadi tidak aktif ataupun mati.
Setiap gunung berapi memiliki karakteristik letusan
(erupsi) tertentu yang dapat dilihat dari beberapa segi. Dilihat dari
derajat kekentalan magma, tekanan gas magmatik, kedalaman dapur magma dan bahan
material yang dikeluarkannya, letusan gunung api dibedakan sebagai berikut.
1.
Letusan Tipe Hawaii
Tipe Hawaii terjadi karena lava yang sangat cair dan bentuknya seperti perisau atau tameng dan mengalir ke segala arah. Skala letusannya relatif kecil namun memiliki intensitas yang cukup tinggi. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Hawaii adalah Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
Tipe Hawaii terjadi karena lava yang sangat cair dan bentuknya seperti perisau atau tameng dan mengalir ke segala arah. Skala letusannya relatif kecil namun memiliki intensitas yang cukup tinggi. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Hawaii adalah Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
2.
Letusan Tipe Stromboi
Letusan yang memiliki interval waktu yang hampir sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipan jarak waktu letusannya lebih kurang 12 menit. Jadi setiap kurang lebih 12 menit lava mendidih, kemudian terjadi letusan. Bom, lipari dan abu dilontarkan keluar. Gunung-gunung yang mengalami letusan seperti Tromboli adalah Vesivius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
Letusan yang memiliki interval waktu yang hampir sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipan jarak waktu letusannya lebih kurang 12 menit. Jadi setiap kurang lebih 12 menit lava mendidih, kemudian terjadi letusan. Bom, lipari dan abu dilontarkan keluar. Gunung-gunung yang mengalami letusan seperti Tromboli adalah Vesivius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
3.
Letusan Tipe Vulkano
Tipe letusannya mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Tipe letusan ini dikelompokkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Daya rusak yang dihasilkan cukup besar. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Vulkano adalah Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Semeru di Jawa Timur.
Tipe letusannya mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-bahan padat dan cair atau lava. Tipe letusan ini dikelompokkan atas kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magmanya. Dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Daya rusak yang dihasilkan cukup besar. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe Vulkano adalah Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Semeru di Jawa Timur.
4.
Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat sehingga sumbatan terangkat pecah-pecah. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas yang akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas atau gloedwolk atau sering disebut wedhus gembel. Tipe letusan merapi sangant berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat sehingga sumbatan terangkat pecah-pecah. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas yang akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas atau gloedwolk atau sering disebut wedhus gembel. Tipe letusan merapi sangant berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
5.
Letusan Tipe Perret atau
Plinian
Tipe letusan ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan karena ledakannya yang sangat dahsyat. Pada tipe ini, material yang dilemparkan mencapai ketinggian sekitar 80 km. Memiliki ciri seperti letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Letusan tipe ini dapat membobol puncak vulkan hingga dinding kawah melorot atau melemparkan kepundan, misalnya letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens pada tanggal 18 Mei 1980.
Tipe letusan ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan karena ledakannya yang sangat dahsyat. Pada tipe ini, material yang dilemparkan mencapai ketinggian sekitar 80 km. Memiliki ciri seperti letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Letusan tipe ini dapat membobol puncak vulkan hingga dinding kawah melorot atau melemparkan kepundan, misalnya letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens pada tanggal 18 Mei 1980.
6.
Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasanya terjadi jika di puncak gunung api terdapat sumbatan kawah yang bentuknya seperti jarum sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila sumbatan kawah tidak kuat, maka gunung tersebut meletus.
Letusan tipe ini biasanya terjadi jika di puncak gunung api terdapat sumbatan kawah yang bentuknya seperti jarum sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila sumbatan kawah tidak kuat, maka gunung tersebut meletus.
7.
Letusan Tipe Sint Vincent
Tipe letusan ini terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Selanjutnya, jika gunung apu tersebut meletus, air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya, misalnya letusan Gunung Kelud pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent pada tahun 1902.
Tipe letusan ini terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Selanjutnya, jika gunung apu tersebut meletus, air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya, misalnya letusan Gunung Kelud pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent pada tahun 1902.
Klasifikasi gunung berapi berdasarkan
frekuensi letusan di Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia
mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah
letusan/erupsinya.
·
Gunung api Tipe A : tercatat
pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun
1600.
·
Gunung api Tipe B : sesudah
tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih
memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
·
Gunung api Tipe C : sejarah
erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat
tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarolapada tingkah lemah.
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda,
antara lain
·
Suhu di sekitar gunung naik.
·
Mata air menjadi kering
·
Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai
getaran (gempa)
·
Tumbuhan di sekitar gunung layu
·
Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Hasil letusan gunung berapi
Gas yang
dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2),Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
2.
Lava dan
aliran pasir serta batu panas
Lava
adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir
mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan
sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
3.
Lahar
Lahar
adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya.
Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
4.
Hujan Abu
Yakni
material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan.
Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai
ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
5.
Awan panas
Yakni
hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini
terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih
besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh
yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan
sesak napas.
Dampak Vulkanisme
a. Dampak Negatif
1.
Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang
mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen
sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang
berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
2.
Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan
semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk
kegiatan ekonomi.
3.
Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti
lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
4.
Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar
gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
5.
Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi
menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.
6.
Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami
kemandekan dengan adanya letusan gunung berapi. Sebut saja Gunung Rinjani dan
juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu
destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.
b. Dampak Positif
1.
Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi
sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamiah menjadi lebih
subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi
penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat
menguntungkan.
2.
Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung
berapi yang telah meletus, apa itu? Jawabannya penambang pasir. Material
vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
3.
Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh
gunung berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan
bangungan warga sekitar gunung.
4.
Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu,
akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga
baru.
5.
Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau
sumber mata air panas yang keluar dari dalam bumi dengan berkala atau secara
periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
6.
Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air
dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.
7.
Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis.
Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
8.
Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung
berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.
Usaha-Usaha
Mengurangi Bahaya Gunung Berapi
1) Membuat
terowongan-terowongan air pada kepundan yang berdanau.
2) Mendirikan
pos-pos pengamatan di sekitar gunung berapi.
3) Mengungsikan
penduduk yang bertempat tinggal di lereng-lereng gunung berapi yang
akan meletus.
4) Membuat
dam-dam penampungan di daerah aliran lahar.
Gejala Pasca Vulkanis
Gunung api melakukan
aktivitasnya mulai kegiatan yang lemah, meningkat ke lebih kuat, sampai pada
suatu waktu mencapai puncaknya yaitu letusan. Namun sebuah gunung api akhirnya
akan berhenti dari kegiatannya. Gunung api seperti ini biasanya dinyatakan
telah mati. Gunung api yang dinyatakan mati bukan berarti hilang seluruh
kegiatannya. Di sini magma dalam periode pendinginan, masih tetap menunjukkan
sisa kegiatannya. Kegiatan itu sering disebut gejala pasca vulkanis. Pasca
vulkanis ini dapat dibedakan dalam beberapa bentuk gejala antara lain sumber
gas, sumber air panas, sumber air mineral (mahdani), geyser dan terbentuknya
sebuah kawah akibat letusannya.
1. Sumber Gas
Gas yang dikeluarkan
bisa berupa sumber gas belerang (solfatar), sumber gas uap air atau zat lemas,
dan sumber gas asam arang atau disebut mofet. Gas belerang banyak ditemukan di
kepundan gunung api. Sumber uap air (fumarol) yang keluar dengan tekanan tinggi
dikenal sebagai tenaga geotermal. Sumber uap air ini bisa digunakan untuk
pembangkit tenaga listrik, misalnya di Kamojang Jawa Barat, Dieng Jawa Tengah,
dan lain-lain.
Sedangkan gas asam
arang sangat berbahaya karena dapat mematikan mahluk hidup. Sumber gas asam
arang dapat muncul sembarang waktu di kepundan gunung api manapun. Oleh karena
itu biasanya petugas Dinas Pengawasan Gunung Api dari posnya di sekitar gunung,
bisa memantau secara terus menerus kegiatan gunung api tersebut, sehingga dapat
memperingatkan penduduk setempat ketika gunung mengeluarkan gas beracun
tersebut. Namun ada kalanya gas racun ini keluar secara tiba-tiba , seperti
yang terjadi tahun 1979 di kawah Timbangan dan Nila Dieng Jawa Tengah yang
menewaskan sekitar 149 jiwa.
2. Sumber Air Panas
Air tanah berasal
dari hujan yang meresap ke dalam tanah. Begitu pula di gunung api, air hujan
meresap ke dalam bergerak ke bagian yang lebih dalam dan mendekati batuan yang
masih panas (sisa kegiatan vulkanis). Akibatnya air menjadi panas, bahkan
sampai mendidih. Melalui celah-celah batuan di bagian bawah air itu keluar
sebagai mata air panas. Misalnya, sumber air panas di Garut dan Cianjur Jawa
Barat, Baturaden Jawa Tengah, Tretes Jawa Timur, dan di tempat lainnya.
3. Sumber Air Mineral
Seperti halnya
sumber air panas, sumber air mineral terjadi karena pemanasan air oleh sisa
kegiatan vulkanik. Namun dalam sumber air ini terlarut zat kimia produk gunung
api, sehingga air itu mengandung belerang atau zat kimia lain. Sumber air
mineral ini banyak ditemukan di daerah sekitar gunung api yang aktif atau yang
sudah istirahat, misalnya di Maribaya dan Ciater sekitar gunung Tangkuban
Perahu Jawa Barat.
4. Geyser
Geyser adalah sumber
mata air panas yang memancar secara berkala. Geyser terjadi karena gas panas
yang asalnya dari batuan magma memanaskan bagian bawah air yang terdapat dalam
celah di dalam bumi. Uap air yang terjadi tidak dapat mengadakan sirkulasi
sampai ke permukaan bumi sehingga terjadilah akumulasi uap air setempat. Ketika
ada jalan keluar ke permukaan bumi terjadilah pancaran air dengan suhu yang
cukup tinggi. Contoh geyser yang sangat terkenal terdapat di Yellow Stone
National Park California Amerika Serikat.
5. Kawah
Suatu kawah terbentuk akibat
adanya letusan gunung berapi yang sangat kuat sehingga menimbulkan sebagian
dari bagian atas gunung berapi tersebut menghilang dan saat itu terbentuklah
sebuah kawah. Keindahan suatu kawah dapat dimanfaatkan sebagai suatu objek
wisata, contohnya: Kawah Ratu di gunung Tangkuban Parahu, Kawah Ciremai di
gunung Ciremai, dan Kawah Putih di Ciwidey yang terbentuk akibat letusan gunung
Patuha.
Lebih lanjut,
istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice
volcanoes atau gunung api es danmud volcanoes atau gunung
api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin
bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu
Sumber :
Wikipedia, dll