Minggu, 11 Januari 2015

BATUAN



LITOSFER

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal dia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Qur’an, 27:88)

Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere  yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan memiliki ketebalan rata-rata 30 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas (merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah (merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian).
Litosfer Bumi meliputi kerak dan bagian teratas dari mantel Bumi yang mengakibatkan kerasnya lapisan terluar dari planet Bumi. Litosfer ditopang oleh astenosfer, yang merupakan bagian yang lebih lemah, lebih panas, dan lebih dalam dari mantel. Batas antara litosfer dan astenosfer dibedakan dalam hal responnya terhadap tegangan: litosfer tetap padat dalam jangka waktu geologis yang relatif lama dan berubah secara elastis karena retakan-retakan, sednagkan astenosfer berubah seperti cairan kental.
Litosfer terpecah menjadi beberapa lempeng tektonik yang mengakibatkan terjadinya gerak benua akibat konveksi yang terjadi dalam astenosfer.
Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar Bumi dikembangkan oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer
  • Litosfer samudra, yang berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura
  • Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua
Litosfer samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic
Litosfer tersusun atas tiga macam material utama dengan bahan dasar pembentukannya adalah Magma dengan berbagai proses yang berbeda-beda. Berikut merupakan material batuan penyusun litosfer,

B A T U A N   B E KU
 Definisi
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk langsung dari pembekuan magma, baik di bawah permukaan bumi maupun di atas permukaan bumi.
Ciri khas batuan beku adalah kenampakan yang kristalin, yaitu kenampakan suatu massa dari unit‑unit kristal yang saling menguncig kecuali gelas, yang nonkristalin.
 Komposisi.                                                                                                            
Ada delapan mineral yang umum dijumpai sebagai penyusun batuan beku dan biasa disebut sebagai mineral batuan beku (igneous mineral). Mineral ‑ mineral tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok :
  1. Mineral‑mineral yang tersusun dari unsur silike dan alumina, berwarna cerah, dan biasanya disebut mineral asam (‑felsik), kecuali plagicklas Ca. Mineral tersebut adalah
    1. Kwarsa            :jernih, putih susu seperti gelas, tanpa belahan.
    2. Muskovit         :jernih sampai coklat pucat, tampak sebagai lembaran‑lembaran.­
    3. Orthoklas        :putih sampai merah daging belahan dua arah tegak lurus.
    4. Plagioklas        : putih sampai abu‑abu (Na), abu‑abu gelap (Ca), terdapat striasi pada bidang.belahan.
  2. Mineral‑mineral yang tersusun oleh unsur‑unsur besi, magnesium dan kalsium, berwarna gelap, dan biasa disebut mineral basa (mafik). Mineral‑mineral tersebut adalah
a.   Olivin              :  kuning kehijauan, kristal berbutir seperti gula pasir.
b.   Piroksin           :  hijau tual hitam suram, prismatik pendek, belahan dua arah tegak  lurus.
c.  Hornblende     :  hitam mengkilat, prismatik panjang, belahan dua arah
d.  Biotit               :  hitam, kecoklatan tampak sebagai lem­baran.
 Tekstur
Tekstur adalah kenampakan batuan yang berkaitan dengan ukuran, bentuk dan susunan butir mineral dalam batuan.
Tekstur batuan beku yang umum adalah  :
  1. Fanerik granular: bila butiran mineral dapat, dilihat dengan mata telanjang dan berukuran seragam
  2. Afanitik : bila butiran‑butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
  3. Porfiritik :  dibedakan menjadi dua
    • Faneraporfiritik, bila butiran‑butiran mineral yang besar (mineral sulung atau fenokris) dikelilingi oleh mineral‑mineral yang berukuran butir lebih kecil (masa dasar) yang dapat dikenal dengan mata telanjang.
    • Porfiroafaniti, bila butiran‑butiran mineral sulung (fenokris) dikelilingi oleh masa dasar yang afanitik
  4. Gelasan (glassy) :  bila batuan beku  tersusun oleh mineral gelas.
  5. Fragmental :  bila batuan beku tersusun oleh fragmen-fragmen batuan beku hasil letusan (erupsi) gunungapi.
Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda.
Macam‑macam struktur :
  1. Masif, bila batuan pejal, tanpa retakan maupun lubang‑lubang gas.
  2. Jointing, bila batuan nampak mempunyal retakan-retakan, kenampakan ini akan sangat jelas apabila dilihat dilapangan.
  3. Vesikuler, bila batuan mempunyai lubang‑lubang gas. Bila lubang‑lubang sangat banyak maka disebut :
    • Skorian (scoriaceous), bila lubang banyak dan tidak saling berhubungan, umumnya dijumpai,pada batuan beku basa.
    • Pumisan bila lubang sangat banyak dan saling berhubungan umumnya dijumpai pada batuan beku asam.
    • Aliran (flow), bila ada kesan orientasi sejajar, baik oleh kristal‑kristal maupun oleh lubang‑lubang gas.
  4. Amigdaloidal, bila lubang‑lubang.gas pada batuan beku terisi oleh mineral‑mineral sekunder (yang terbentuk setelah pembekuan magma).


Klasifkasi
Batuan beku dapat diklasifikasikan antara lain bardasarkan :
  1. Sifat‑sifat kimianya, dibedakan menjadi :
    • Batuan beku asam, bila terutama tersusun oleh mineral‑mineral asam. biasanya berwarna cerah, putih sampai abu-abu cerah. Termasuk didalamnya kelompo,k Granit - Ryolit.
    • Batuan beku sedang (intermediate), bila tersusun oleh mineral‑mineral antara asam dan basa biasanya berwarna agak gelap sampai kehitaman. Termasuk didalamnya adalah kelompok Diorit Andesit.
    • Batuan beku basa, bila tersusun oleh mineral‑mineral basa, biasanya berwarna hitam sampai hitam kelam. Termasuk didalamnya kelompok Gabro ‑ Basalt.
    • Batuan beku ultra basa, bila tersusun oleh mineral-mineral yang sangat basa, biasanya berwarna hijau sampai hijau kehitaman. Termasuk didalamnya adalah batuan-batuan ultra basa. 
  2. Teksturnya, dibedakan menjadi batuan yang bertekstur :
    • Fanerik granular       : kelompok Granit Gabro.
    • Porfiritik                    : granit porfiri andesit porfiri.
    • Afanitik                      : kelompok ryolit – basalt.
    • Gelasan                       : obsidian.
    • Fragmental                : aglomerat, tuff.
  3. Komposisi mineralnya, dibedakan menjadi :
    • Kelompok Granit Riolit, terutama tersusun oleh mineral‑mineral: kwarsa, orthoklas, plagioklas Na, kadang‑kadang ada hornblede, biotit,  muskovit.
    • Kelompok Diorit - Andesit : terutama tersusun oleh plagioklas, hornblende, mineral‑mineral lainnya yang mungkin adalah  kwarsa biotit, piroksen, orthoklas.
    • Kelompok Gabro ‑ Basalt : terutama tersusun oleh olivin plagioklas Ca, piroksen, mineral‑mineral yang mungkin adalah  hornblende.
    • Kelompok Ultra Basa : terutama tersusun oleh olivine, mineral‑mineral lainnya yang mungkin adalah plagioklas dan piroksen.


B A T U A N   S E D I M E N
 Definisi
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil rombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktifitas kimia maupun organisme, yang diendapkan pada cekungan sedimentasi yang kemudian mengalami pembatuan.
 Komposisi
Dalam batuan sedimen dapat dijumpai fragmen batuan maupun mineral. Mineral‑mineral yang umum dijumpai dalam batuan sedimen antara lain  kwarsa, feldspar, kalsit, dolomit, mika dan mineral lempung.
 Tekstur
Berdasarkan kejadiannya batuan sedimen dibedakan menjadi sedimen klastik dan nonklastik.
a.    Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil litifikasi material‑material hasil rombakan batuan yang telah ada sebelumnya.
b.   Batuan sedimen nonklastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari material‑material hasil aktifitas kimia (termasuk biokimia) dan biologis.
Dari kedua macam mekanisme pembentukan batuan sediment tersebut dikenal tekstur klastik dan nonklastik.
 1. Tekstur klastik 
Yang perlu diperhatikan pada batuan sedimen yang bertekstur klastik adalah ukuran butir dan bentuk butir.  Untuk ukuran butir dipakai klasifikasi ukuran butir dari Wenthworth pada Tabel 1.
Bentuk butir yang utama ada dua macam yaitu membulat dan meruncing. Bentuk butir akan mempengaruhi penamaan bila butiran penyusunnya lebih besar dari 2 mm.
  Tabel 1. Skala ukuran butir menurut Wenthworth
Ukuran butir (mm)
Boulder (bangkah)
lebih besar dari 256
Cobble (berangkal)
64 - 256
Pebble (kerakal)
4 - 64
Granule (kerikil)
2 - 4
Sand (pasir)
1/16 - 2
Silt (lanau)
1/256 ‑ 1/16
Clay (lempung)
lebih kecil dari 1/256
 2. Tekstur nonklastik
            Semua batuan sedimen nonklastik mempunyai teksturnonklastik. Cir khas tekstur nonklastik adalah adanya kristal‑kristal saling menjari, tidak ada ruang antar butir dan umumnya monomineralik. Kristal‑kristal dalam batuan sedimen nonklastik dapat berbentuk serabut, lembaran atau butiran kristal. Butiran kristal  dalam struktur nonklastik diklasifikasikan menjadi :

       Nama                                                                        Ukuran butir kristal (mm)
berbutir kasar                                                                          lebih besar dari 5
berbutir sedang                                                                                1 ‑ 5
berbutir halus                                                                           lebih kecil dari 1
 Beberapa tekstur nonklastik yang penting adalah :
  • Amorf : partikel‑partikel umumnya berukuran lempung atau berupa kolaid, nonkristalin misalnya rijang.
  • Oolit : tersusun oleh kristal‑kristal yang berbentuk bulat elipsoid, terkumpul seperti telur ikan, ukuran butirnya 0,25 - 2,0 mm.  misalnya batugamping oolit.
  • Pisolitik : seperti oolitik, tetapi ukuran butirnya lebih besar dari 2 mm, misalnya batugamping pisolitik.
  • Sakaroidal : partikel‑partikel berbutir halus, sama besar, misalnya batugamping sakaroidal.
  • Kristalin : bila tersusun oleh kristal‑kristal yang besar.
Struktur
Struktur pada batuan sedimen lebih tergantung pada hubungan antara kelompok‑kelompok sedimen dari pada hubungan antar butir yang mengontrol dan menentukan tekstur. Struktur sediment lebih baik bila dipelajari di lapangan dari pada pada contoh genggaman.
Struktur sedimen dibedakan menjadi tiga macam :
  1. Struktur fisik : struktur yang terbentuk oleh, proses proses fisika, misalnya arus, golombang. beberapa macam struktur tersebut adalah :
    • Berlapis, terlihat di lapangan sebagai susunan yang berlapis‑lapis. Bila ketebalan individu masing‑masing lapisan lebih dari 1 cm disebut berlapis, bila kurang disebut laminasi.
    • Bergradasi, bila butiran‑butiran dalam tubuh batuan sedimen berubah secara gradual, samakin halus atau semakin kasar.
    • Silang siur, yaitu satu seri perlapisan yang saling potong memotong dalam tubuh batuan sedimen.
    • Masif, bila dalam tubuh batuan sedimen tidak terlihat. struktur sedimen.
  2. Struktur kimia : terbentuk oleh proses‑proses kimia. Macamnya antara lain :
    • Konkresi, bila berbentuk bulat.
    • Nodule, bila berbentuk tidak teratur.
  3. Struktur organik : terbentuk oleh aktifitas organisme.
Contohnya struktur reef pada batugamping.
B A T U A N    M E T A M O R F
Definisi
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk oleh proses metamorfisme pada batuan yang.telah ada sebelumnya. Proses metamorfisme sendiri adalah proses perubahan mineral, tekstur atau struktur batuan dalam keadaan padat akibat perubahan tekanan dan suhu yang tinggi dalam kerak bumi tanpa perubahan pada komposisi kimia.
 Tipe metamorfisme
  1. Metamorfisme sentuh atau termal : metamorfisme yang terjadi akibat intrusi magma atau ekstrusi lava. Perubahan yang terjadi akibat temparatur yang tinggi.
  2. Metamorfisme regional : motamorfisme yang terjadi pada daerah yang luas akibat pembentukan pegunungan atau orogenesa.Batuan yang termetamorfisme diakibatkan terutama oleh keanaikan tekanan dan temperatur yang sedang.
  3. Metamorfisme dinamik : metamorfisme yang terjadi pada daerah yang mengalami dislokasi intensif, biasanya berdaerah sempit, misal akibat patahan.
 Komposist mineral
Mineral pada batuan,metamorf dapat dikelompokkan dalam dua macam yaitu :
  1. Mineral yang tahan terhadap proses metamorfisme.
  2. Mineral baru yang terbentuk selama atau akibat proses metamorfisme.
Sebagai contoh, kwarsa adalah mineral yang sangat stabil, sehingga mampu bertahan terhadap prioses, metamorfisme (kondisi baru) dan oleh sebab itu kwarsa hadir dalam batuan metamorf. Dilain hal mineral lempung akan berubah menjadi mineral lain selama proses metamorfisme sesuai dengan kondisinya yang baru.
Mineral yang umum‑dijumpai dalam batuan metamorf

Feldspar


      Kalsit


Garnet



 Tekstur
Tekstur dalam batuan metamorf menyangkut mangenai rekristalisasi dari mineral yang sangat dipengaruhi oleh temperatur yang terjadi saat metamorfisme. Tekstur dalam batuan metamorf dibedakan atas dua macam :
  1. Kristaloblastik, yaitu mineral‑mireral batuan asal sudah mengalami kristalisasi kembali seluruhnya pada waktu terjadi metamorfisme.
  2. Relict texture atau tekstur sisa, yaitu tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan tekstur batuan asalnya. Penamaanya biasanya, diawali dengan blasto, misalnya blastoporfiritik.
Tekstur dalam batuan metamorf akan dicerminkan oleh ukuran dan bentuk butir penyusun.
 Struktur
Struktur batuan metamorf merupakan hubungan antar butir‑butir penyusun dalam batuan metamorf. Struktur dalam batuan metamorf dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur foliasi dan nonfoliasi.
  1. Struktur foliasi, yaitu struktur batuan metamorf yang disebabkan oleh adanya penjajaran mineral‑mineral penyusun batuan. Dibedakan lagi menjadi :
a. Slaty cleavage, yaitu kenampakan (kesejajaran) pada batuan metamorf yang berbutir halus ditunjukkan oleh kehadiran bidang‑bidang belah yang sangat rapat. Keteraturan bidang‑bidang belah tersebut merupakan percerminan susunan mineral‑mineral yang sangat halus. Nama batuannya disebut slate (batu sabak).
b. Phyllitic,  yaitu struktur yang hampir sama dengan slaty cleavage, tapi tingkatannya lebih tinggi, ditunjukkan oleh kahadiran kilap sutra yang disebabkan olehh kehadiran mika yang sangat halus. Nama batunnya disebut phillit  (filit).
c. Schistosic, yaitu struktur foliasi yang disebabkan oleh penjajaran mineral‑mineral pipih. Kenampakan belahannya lebih jelas dari filit sehingga lebih mudah dibelah. Nama batuannya disebut sekis.
d. Gneissic, yaitu struktur foliasi yang diperlihatkan, oleh penjajaran mineral‑mineral.granular atau berbutir kasar, umumnya berupa kwarsa dan feldspar. Struktur ini seringkali memperlihatkan belahan‑belahan tidak rata (perlapisan mineral membentuk jalur yang putus‑putus). Nama batuannya disebut gneis (genis).
  1. Struktur Nonfoliasi, yaitu struktur batuan metamorf yang dicirikan dengan tidak adanya penjajaran mineral-mineral yang ada dalam batuan metamorf tersebut. Dibedakan lagi menjadi :
a. Hornfelsik (hornfels), yaitu struktur batuan motamorf dimana butlr‑butirnya equidimensional dan tidak menunjukkan pengarahan atau orientasi. Nama batuannya disebut hornfels.
b. Kataklastik, yaitu struktur yang terdiri dari pecahan ‑pecahan atau fragmen‑fragmen batuan atau mineral. Kelompok batuan/ mineral tersebut tidak menunjukkan arah. Misalnya breksi patahan yang biasanya dijumpai pada zona‑zona patahan atau sesar.
c. Milonitik, struktur hampir sama dengan kataklastik, tetapi butirannya lebih halus dan dapat dibelah‑belah seperti schistose. Struktur milonitik ini disebabkan oleh sesar yang sangat kuat, sehingga fragmennya lebih halus dan biasanya menunjukkan foliasi.

dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar