Rabu, 25 Mei 2016

MODUL 4
DINAMIKA LITOSFER


A.       Pengertian Litosfer
Istilah litosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu lithos yang artinya batuan dan sphera yang artinya lapisan. Jadi litosfer adalah lapisan bumi paling luar dan terdiri atas batuan. Dalam pengertian lebih luas, litosfer dapat berarti seluruh lapisan bumi dari lapisan kerak bumi (crust) sampai ke bagian inti bumi yang cair (molten core), tetapi tidak termasuk hidrosfer dan atmosfer.
Yang dimaksud batuan bukan hanya benda yang keras yang berupa batu dalam kehidupan sehari-hari, namun juga dalam bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, dan kerikil.

PENAMPANG LAPISAN BUMI
 

B.       Susunan Lapisan Bumi 
Secara struktur bumi tersusun atas tiga lapisan. Lapisan Bumi mulai dari lapisan terluar sampai terdalam yaitu kerak, selubung, dan inti. 
a.         Kerak bumi ( litosfer, crush )
Merupakan lapisan terluar permukaan bumi yang berupa batuan keras dan dingin setebal 15–60 km, berat jenisnya 2,8  gram/cm3. Pada lapisan kerak bagian atas, batuan telah mengalami pelapukan membentuk tanah. Litosfer disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu: 
a.    Lapisan sial (silisium allumunium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan Al2 O3. Pada lapisan sial (silisium dan allumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis batuan metamor, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua. Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran rata-rata 35 km. Kerak bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1.        Kerak benua, merupakan benda padat yang terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
2.        Kerak samudra, merupakan benda padat yang terdiri dari endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini menempati dasar samudra.
b.    Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa SiO2 dan MgO lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mepunyai ketebalan rata rata 65 km.

b.         Selubung atau pengantara ( Mantle, Pyrosphere, asthenosfer, chalkosfer)
Merupakan lapisan di bawah kerak yang tebalnya mencapai 2.900 kilometer, berat jenisnya 3,4 – 6,4 g/ cm3 Lapisan mantel merupakan lapisan yang paling tebal. Lapisan ini terdiri atas magma kental yang bersuhu 1.400°C–2.500°C. Terdiri dari besi dan mineral SIMA. Density sekitar 3.5 SG. Tekanan dari lapisan diatasnya membuat lapisan ini selalu dalam kondisi solid, tapi tetap bisa melelehkan batuan. Lapisan mantle paling luar sekitar 200 km dinamai dengan asthenosphere. Pada lapisan ini tekanan dan suhu berada pada kondisi berimbang sehingga lapisan ini bersifat plastis. Asthenosphere merupakan sumber dari aktivitas volkanik dan seismik (gempa).
3.    Inti bumi (Barysfer)
Terdiri atas dua bagian, yaitu inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core). Lapisan inti luar merupakan satu-satunya lapisan cair. Inti luar terdiri atas besi, nikel, dan oksigen. Lapisan ini mempunyai tebal ±2.255 kilometer. Adapun lapisan inti dalam setebal ±1.200 kilometer, berat jenis 9,6 g/ cm3. Inti dalam merupakan bola logam yang padat dan mampat, bersuhu sangat panas sekitar 4.500°C. Lapisan ini terbentuk dari besi dan nikel padat. Lapisan inti dalam merupakan pusat bumi 



B. Macam-macam Batuan dalam Litosfer
Batuan adalah massa yang terdiri atas satu atau lebih macam mineral dengan komposisi kimia yang tetap sehingga dengan jelas dapat dipisahkan antara satu dan yang lainnya. Ilmu yang mempelajari batuan disebut Petrologi. Batuan merupakan bahan utama pembentuk kulit bumi. Induk segala batuan adalah magma. Magma adalah batuan cair pijar yang bersuhu tinggi dan mengandung berbagai unsur mineral dan gas. Beberapa batuan hanya tersusun atas beberapa mineral saja dan mineral lainnya dibentuk oleh gabungan mineral yang berasal dari bahan organik dan bahan-bahan vulkanik. Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut.

1.    Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma pijar yang membeku dan menjadi padat karena proses pendinginan.
a.         Berdasarkan tempat terjadinya pendinginan, batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga, sebagai berikut.
1)            Batuan tubir/batu beku dalam/ plutonik/ abisik
Batuan tubir hanya terdiri dari kristal, terbentuk jauh di dalam kulit bumi. Bongkahan kristal yang besar besar terjadi karena proses pendinginan yang berjalan lambat. Contoh batuan ini adalah granit,diorit, dan gabbro, sienit, diarit kwarsa.
2)      Batuan leleran/batu beku luar/ piroklastik
Pembekuan batuan ini terjadi di luar kulit bumi sehingga penurunan temperatur terjadi sangat cepat. Pada pembentukannya kadang-kadang magma sama sekali tidak menghasilkan kristal, tetapi ada juga yang membentuk kristal-kristal kecil, sehingga batuan leleran dapat berupa kristal kecil, kristal besar, dan bahan amorf seperti liparit. Namun, ada juga yang berupa bahan amorf saja seperti batu apung. Contoh batuan beku luar adalah : basalt, diorit, andesit, obsidin, scoria, batuan apung (pumice), liparit, tracit, dasit.
3)      Batuan korok/batu beku gang/ celah
Batuan korok merupakan batuan yang terbentuk di dalam korok-korok atau gang-gang. Proses pendinginan berlangsung lebih cepat karena berada di dekat permukaan, sehingga batuan ini dapat berupa kristal kecil dan kristal besar, tetapi juga ada yang tidak mengkristal, seperti bahan amorf. Contohnya: granit fosfir, porfir sienit, aplit spessarfit, porfir diorit, aplit diotrit, odinit.

b.         Di alam, kita dapat membedakan empat macam batuan beku berdasarkan teksturnya, yaitu sebagai berikut.
1)   Batuan granitoid, yaitu semua batuan yang butir-butir mineralnya cukup besar untuk dapat dikenal dengan mata biasa (megaskopis).
2)   Batuan felsitoid, (aphanit) yaitu batuan yang tersusun terutama atau seluruhnya atas butir-butir mineral kecil yang hanya dapat dikenal jika dilihat dengan bantuan lensa kuat (mikroskopis).
3)   Batuan gelas, yaitu batuan yang tersusun seluruhnya atau sebagian besar atas bahan gelas yang berkilap kaca.
4)   Batuan pecahan (fragment), yaitu batuan yang tersusun terutama atas bahan yang dikeluarkan vulkan.
c.         Berdasarkan komposisi mineraloginya, batuan beku di bedakan:
1)   Batuan Asam
Kandungan ortoklas feldsparnya lebih dari dua per tiga jumlah feldspar total dan banyak mengandung kwarsa sehingga berwarna cerah. Contohnya granit, riolit
2)   Batuan menengah
Kandungan ortoklas feldsparnya seimbang dengan feldspar total dan kwarsa sehingga berwarna abu abu . Contohnya diorit andesit
3)   Batuan Basa
Kandungan plagioklas basa lebih dari dua per tiga jumlah feldspar total dan kwarsa dalam jumlah yang sangat kecil tetapi feromanesia lebih banyak sehingga berwarna gelap. Contoh gabro, basalt
4)   Batuan Ultra Basa
Tidak terdapat feldspar dan kwarsa, peroksin dan olovin lebih dominan dan banyak mengandung magnetit dan kromit. Warna hitam atau hijau tua. Contoh piroksenit, serpentinit, dunit.

2. Batuan Sedimen
Pelapukan yang dialami oleh batuan beku menyebabkan struktur batuan yang mudah lepas. Bagian yang lepas akan mudah terbawa air, angin, atau es. Bagian yang terangkut ini akan terendap di suatu tempat. Bagian batuan yang mengendap ini lama-kelamaan akan menumpuk dan mengeras membentuk batuan sedimen. Pengerasan batuan ini disebut dengan pembaruan.
a.    Ditinjau dari tempat terjadinya pengendapan, batuan sedimen dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, sebagai berikut.
1.     Batuan sedimen kontinental/ teristris, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di darat, misalnya, tanah loss dan tanah gurun pasir. 
2.     Batuan sedimen marine, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di laut, misalnya, endapan radiolaria di laut dalam, lumpur biru di pantai, dan lumpur merah. 
3.     Batuan sedimen lakustre/ limnis, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di danau, misalnya, tuf danau dan tanah liat danau.
4.     Batuan sedimen glacial, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di daerah gletser (dingin), misalnya, moraine
5.     Batuan sedimen fluvial, merupakan batuan sedimen yang pengendapannya terjadi di sungai, misalnya, konglomerat, breksi, batu pasir.

b.      Berdasarkan proses pembentukannya batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi tiga maca, yaitu sebagai berikut:
1.     Batuan sedimen klastik yaitu batuan asal yang mengalami penghancuran secara mekanis dari ukuran besar menjadi kecil, kemudian mengendap membentuk batuan endapan klastik. Contoh umum batuan endapan klastik adalah batuan pasir dan batu lempung (shale). 
2.     Batuan sedimen kimiawi yaitu batuan yang terjadi karena proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dehidrasi, dan sebagainya. Contoh batuan sedimen kimiawi yang terjadi secara langsung adalah batuan sedimen kapur yang dinamakan stalaktit dan stalagmit yang terdapat di gua-gua kapur. 
3.     Batuan sedimen organik yaitu batuan yang terjadi karena selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari organisme, yaitu sisa-sisa rumah atau bangkai binatang yang tertimbun di dasar laut seperti kerang, dan terumbu karang.

c.       Sedangkan berdasarkan Perantara atau Mediumnya, batuan sedimen di bagi menjadi:
1.    Batuan sedimen aeris (aeolis). Pengangkutan batuan ini adalah oleh angin. Misalnya: tanah loss, tuff, dan pasir di gurun. 
2.    Batuan sedimen glasial. Pengangkutan batuan ini adalah dilakukan melalui madia perantara es. Contohnya moraine. 
3.    Batuan sedimen aquatis. Batuan sedimen yang terdiri atas batubatu yang sudah direkat antara satu sama lain.contohnya konglomerat, breksi, batu pasir,

3. Batuan Metamorf.
Batuan malihan adalah batuan hasil ubahan dari batuan asal (batuan beku dan batuan endapan) akibat proses metamorfosis. Metamorfosis adalah suatu proses yang dialami batuan asal akibat dari adanya tekanan atau temperatur yang meningkat atau tekanan dan temperatur yang samasama meningkat.
Perubahan batuan dapat terjadi karena bermacam-macam hal, antara lain sebagai berikut.
1) Batuan Metamorf kontak, yaitu terbentuk karena adanya pemanasan atau peningkatan suhu dan perubahan kimia karena intrusi magma. Contohnya, batu marmer yang berasal dari batu kapur.
2) Batuan Metamorf dinamo, yaitu terbentuk karena adanya tekanan yang besar disertai pemanasan dan tumbukan. Tekanan dapat berasal dari lapisan-lapisan yang berada di atas batu dalam jangka waktu lama. Contohnya batu sabak yang berasal dari tanah liat. Contoh lainnya batubara yang berasal dari sisa-sisa jasad hewan dan tumbuhan di daerah rawa-rawa (tanah gambut).
3) Batuan Metamorf thermal-pneumatolik, yaitu terbentuk karena adanya zat-zat tertentu yang memasuki batuan yang sedang mengalami metamorfosis. Contohnya, batu zamrud, topaz.

SIKLUS BATUAN

MACAM-MACAM BENTUK MUKA BUMI

 Sebagai akibat dari tenaga eksogen dan endogen, maka terbentuklah perbedaan ketinggian permukaan bumi, yang dikenal dengan sebutan relief. Relier permukaan bumi terdiri atas dua macam, yaitu :

a. Relief daratan, terdiri atas :
  1. Gunung, yaitu daerah yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya, dan ditandai dengan adanya puncak, lereng, dan kaki gunung.
  2. Lembah, yaitu daerah ledokan/lebih rendah dari tempat sekitarnya dan berda di bawah kaki gunung.
  3. Pegunungan, yaitu rangkaian beberapa gunung, bentuknya memanjang. Contohnya pegunungan Bukit barisan di pulau Sumatera.
  4. Bukit, yaitu sejenis pegunungan yang tingginya antara 200 sampai 300 meter. Bukit yang berkelompok disebut perbukitan.
  5. Pematang, yaitu suatu perbukitan atau pegunungan yang puncaknya berderet apabila didaki dari puncak yang satu ke puncakyang lain tidak perlu sampai ke kakinya.
  6. Cekungan, yaitu bentuk muka bumi  yang cekung yang umumnya dikelilingi oleh gunung atau pegnungan .
  7. Lereng, yaitu suatu medan atau daerah permukaan tanah yang letaknya miring, tidak horizontal dan tidak vertikal.
  8. Plato atau Plateau, bentuk permukaan bumi ini merupakan dataran tinggi dengan bagian atas relative rata dan telah mengalami erosi. Misalnya, Plato Dieng di Jawa Tengah, dan Plato Madi di Kalimantan.
  9. Dataran Rendah, yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian kurang dari 200 m dari permukaan laut.
  10. Dataran Tinggi, yaitu daerah datar yang berada pada ketinggian lebih dari 200 m dan berciri sejuk.
  11. Depresi, adalah bagian permukaan bumi yang mengalami penurunan. Bentuk depresi yang memanjang disebut slenk, sedangkan yang membulat disebut basin. Misalnya, Lembah Semangko.
  12. Ngarai (Canyon), yaitu lembah yang dalam dan sempit dengan lereng yang curam, misalnya Ngarai Sianok di Sumatera Barat.
  13. Pantai, adalah bagian dari darat yang terdekat dengan laut. Garis pantai adalah garis batas antara laut dan darat. Tepi pasir atau pesisir adalah bagian dari darat yang tergenang air ketika pasang naik dan kering ketika surut. Daratan yang terletak di tepi laut disebut pantai.
  14.  Di daerah pantai dikenal berbagai bentuk muka bumi sebagai berikut :
1)        Teluk, yaitu laut yang menjorok ke daratan.
2)        Tanjung atau ujung, yaitu daratan yang menjorok ke laut. Ujung yang sangat panjang dinamakan jazirah atau semenanjung.
3)        Delta, tanah endapan di muara sungai.
4)        Gosong, pulau yang tergenang ketika laut pasang dan muncul ke permukaan ketika air laut surut (gosong pasir).


b. Relief Dasar Laut, terdiri atas :
  1. Palung Laut (trog), yaitu lembah yang Sempit dan dalam dengan tebing yang curam di dasar laut. Contoh : Palung Mindanao di Filipina(11.500 m dpl)
  2. Lubuk Laut (basin atau bekken), merupakan celah yang sangat dalam di dasar laut dan bentuknya agak bulat. Terjadi karena tenaga tektonik, sehingga dasar laut turun. Contoh : lubuk laut Sulu di Sulawesi.
  3. Punggung Laut, merupakan bukit yang terdapat di dasar laut dan sebagian yang ada di atas permukaan air laut merupakan pulau. Contoh : punggung laut SiboLga, Snellius, Obi, Dammar, Nila, dan Seram.
  4. Ambang Laut (drempel), yaitu dasar laut yang mencuat memisahkan satu perairan dengan perairan lain, contoh : ambang laut Sulawesi.
  5. Gunung Laut, yaitu gunung yang ada di dasar laut dengan unak yang  muncul dari permukaan laut, contoh : gunung Krakatau.
  6. Shelf (laut dangkal/paparan), yaitu laut dangkal yang kedalamannya kurang dari 200 m. contohnya : paparan Sahul, paparan Sunda.
  7. Laut Dalam, yaitu laut yang kedalamannya lebih dari 200 m, misalnya laut banda.
  8. Pulau Koral/Pulau Karang (Terumbu), adalah dasar laut yang sebagian atau semuanya terdiri atas karang.
  9.  
 Tenaga yang mengubah bentuk permukaan bumi terdiri dari tenaga endogen daneksogen.
A. Tenaga Endogen


merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi. Tenaga ini dapat memberi bentuk relief di permukaan bumi. Tenaga endogen ada yang mempunyai sifat membangun dan ada yang mempunyai sifat merusak. Tetapi secara umum tenaga endogen bersifat membangun. Tenaga endogen merupakan kekuatan yang mendorong terjadinya pergerakan kerak bumi. Pergerakan ini disebut diastropisme. Adanya tenaga endogen menyebabkan terjadinya pergeseran kerak bumi. Pergeseran kerak bumi akan menjadikan permukaan bumi berbentuk cembung, seperti pegunungan atau gunung berapi, serta berbentuk cekung, seperti laut dan danau. Adapun yang termasuk tenaga endogen meliputi :

1. Vulkanisme 
 
Yang dimaksud dengan vulaknisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu2an dalam keadaan cair, liat serta sangat panas. Aktivitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya. Magma ini dapat berbentuk gas, padat dan cair.

 Intrusi magma, adalah aktivitas magma di dalam lapisan litosfera, memotong atau menyisip litosfer dan tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma disebut jugaplutonisme.
Ekstrusi magma adalah kegiatan magma yang mencapai permuakaan bumi. Ekstrusi magma merupakan kelanjutan dari intrusi magma.
 Dilihat dari bentuk dan terjadinya, ada 3 macam gunung api, yaitu :
a)        Gunung Api Maar.
Bentuknya seperti danau kecil (danau kawah). Terjadi karena letusan eksplosif.  Bahannya terdiri dari efflata. Contohnya gunung lamongan di Jawa Timur.
b)        Gunung Api Kerucut (Strato).
Bentuknya seperti kerucut, terjadi karena letusan dan lelehan effusif, secara bergantian. Bahannya berlapis-lapis, sehingga disebut lava gunung api strato. Jenis ini yang terbanyak terdapat di Indonesia.
c)        Gunung Api Perisai (Tameng).
Bentuknya seperti perisai, terjadi karena lelehan maupun cairan yang keluar dan membentuk lereng yang sangat landai. Bahan lavanya bersifat cair sekali. Sudut kemiringan lereng antara 1o – 10o. contohnya Gunung Maona Loa dan Kilanca di Hawaii.

http://belajargeodenganhendri.files.wordpress.com/2011/04/untitledd.jpg?w=530
Kuat atau lemahnya ledakan gunung api tergantung dari : tekanan gas, kedalaman dapur magma, luasnya sumber/dapur magma, dan sifat magma (cair/kental).

 Menurut aktivitasnya, gunung api dapat dibagi menjadi 3 gologan, yaitu :
  1. Gunung Api Aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja yang kawahnya selalu mengeluarkan asap, gempa, dan letusan. Misalnya gunung Stromboli.
  2. Gunung Api Mati, yaitu gunung api yang sejak tahun 1600 sudah tidak meletus lagi. Misalnya gunung patuha, gunung sumbing, dan sebagainya.
  3. Gunung Api Istirahat, yaitu gunung api yang sewaktu-waktu meletus dan kemudian istirahat kembali, misalnya gunung ciremai, gunung kelud, dan sebagainya.
 Bagian2 dari gunung berapi terdiri atas :
  1. Kaldera, ialah kawah kepundan yang amat besar, luas, dan bertebing curam yang ada di puncak gunung berapi. Kaldera terjadi sewaktu gunung api meletus dengan hebat dan sebagian dari puncak gunung api itu terbang/gugur ke dalam pipa kawah.
  2. Saluran Diaterma (Saluran Kepundan),  yaitu lubang besar yang berbentuk pipa panjang dari puncak ke sumber magma tempat mengalirnya magma keluar permuakaan bumi.
  3. Dapur Magma, yaitu tempat/pusat/sumber dari kumpulan magma yang merupakan panas dari kerak bumi berada.
  4. Sill, adalah magma yang masuk diantara dua lapisan bahan sedimen dan membeku (intrusi datar).
  5. Lakolit, adalah magma yang masuk diantara batuan sedimen dan menekan ke atas sampai bagian atas cembung dan bagian bawah datar.
  6. Batolit, adalah magma yang menembus lapisan batu2an dan membeku di tengah jalan.
  7. Gang, yaitu batuan dari intrusi magma yang memotong lapisan batuan yang berbentuk pipih atau lempeng.
  8. Apofisa, yaitu cabang dari erupsi korok (gang).
 Bahan2 yang dikeluarkan oleh gunung berapi, antara lain :
1.    Efflata (Benda Padat).
Menuru asalnya efflata dibagi 2 yakni : efflata allogen : berasal dari batu2an sekitar pipa kawah yang ikut terlempar, dan efflata antogen: berasal dari magma sendiri atau disebut juga pyroclastic. 
Menurut ukuran, efflata dibedakan atas : 
·         bom yaitu batu2an besar, 
·         lapili yaitu batu2an sebesar kacang/kerikil,
·         pasir,
·         debu,
2.    .Bahan Cair.
Terdiri atas :
a)       Lava, yaitu magma yang telah sampai di luar.
b)       Lahar Panas, berupa lumpur panas mengalir yang terjadi dari magma yang bercampur air.
c)        Lahar Dingin, yaitu lumpur magma yang telah mendingin.
3.    Ekshalasi (Bahan Gas).
Terdir atas :
a)       Solfatar, yaitu gas belerang (H2S) yang keluar dari dalam lubang.
b)       Fumarol, yaitu uap air.
c)        Mofet, yaitu gas asam arang (CO2).
 Gunung api yang sedang meletus sangat berbahaya karena mengeluarkan :
1)      Banjir lahar.
2)      Banjir lava
3)      Awan emulsi.
4)      Gelombang pasang (gunung api bawah laut)

 Manfaat2 gunung api, antara lain :
  1. Menyuburkan tanah.
  2. Dapat mendatangkan hujan.
  3. Memperluas daerah pertanian karena semburan dan vulkanik
  4. Memperbanyak jenis tanaman budi daya.
  5. Menyebabkan letak mineral (barang tambang) dekat dengan permukaan tanah.
  6. Menjadi tempat pariwisata dan sanatorium, karena udaranya yang sejuk.
  7. Dapat dimanfaatkan sebagai pusat pembangkit tenaga listrik (geothermal).
 Peristiwa post vulkanis adalah peristiwa yang terdapat pada gunung berapi yang sudah mati atau yang telah meletus. Yang termasuk perisitiwa pos vulkanis adalah :
  1. Ekshalasi (Bahan Gas):
a)       Solfatar, yaitu gas belerang (H2S) yang keluar dari dalam lubang dalam tanah gunung api.
b)       Fumarol, yaitu gas uap air (N2) yang keluar di daerah vulkan
c)        Mofet, yaitu gas asam arang (CO2) yang keluar di daerah vulkan
  1. Mata Air Makdani  adalah mata air mineral yang biasanya panas. Mata air ini biasanya dapat dimanfaatkan untuk pengobatan, khususnya penyakit kulit.
  2. Geyser, adalah mata air yang keluar memancarkan air panas secara terputus- putus. Ada yang memancar bebrapa menit, setiap jam, satu hari, sampai satu minggu. Tinggi pancarannya dapat mencapai 10 – 100 meter.
 Peristiwa mengalirnya magma keluar permukaan bumi disebut dengan erupsi. Berdasarkan kekuatan letusannya, erupsi gunung berapi dapat dibedakan atas 3 jenis yaitu :
  1. Erupsi Effusif, yaitu erupsi yang terjadi dengan sangat lemah, tidak menimbulkan ledakan2.
  2. Erupsi Eksplosif, yaitu erupsi yang erjadi dengan sangat kuat, disertai dengan ledakan2 dahsyat.
  3. Erupsi Campuran, kekuatan erupsi campuran tidak sekuat erupsi eksplosif, namun lebih kuat dari erupsi effusif.

 Berdasarkan bentuk dan lokasi dari tempat keluarnya magma, erupsi dapat dibedakan menjadi :
1.    Erupsi Vent (Erupsi Sentral).
Pada erupsi jenis ini, magma keluar melalui pipa kepundan gunung api dan jangka waktu erupsinya pendek.
2.    Erupsi Linear (Fissure Eruption).
Erupsi jenis ini tidak melalui lubang kepundan gunung berapi, melainkan keluar meleleh lewat retakan2 kerak bumi.
3.    Erupsi Areal.
Yaitu magma keluar melalui lubang yang besar, karena magma terletak sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga magma menghancurkan dapur magma yang menyebabkan magma meleleh keluar ke permukaan bumi. Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya 10.000 km2.

Di Indonesia  terdapat beberapa deretan pegunungan, yaitu:
  1. Deretan pegunungan Sunda, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Pulau Sumatera,  Jawa, Nusatenggara, Maluku Selatan dan berakhir di Pulau Banda.
  2. Deretan  Sirkum Australia, yaitu deretan pegunungan yang berjajar dari Australia, ujung timur Pulau Irian, masuk melalui bagian tengah Irian dengan puncak tertinggi Jayawijaya.
  3. Deretan pegunungan Sangihe, yaitu deretan pegunungan yang membujur dari Kepulauan Sangihe (Sulawesi Utara), masuk ke Minahasa, Teluk Gorontalo (dengan Gunung Una-Una yang sering meletus) hingga Sulawesi Selatan.
  4. Deretan Pegunungan  Halmahera, yaitu deretan pegunungan yang berderet mulai dari Pulau Talaut, Pulau Maju dan Tifor di Maluku Utara, masuk ke Halmahera serta Pulau Ternate dan Tidore, berbelok ke timur hingga Kepala Burung
  5. Deretan Pegunungan Kalimantan, deretan ini bermula dari Pulau Palawan (Filipina) kemudian masuk ke Kalimantan.
 2. Seisme (Gempa Bumi)

Gempa bumi adalah getaran pada permukaan kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan2 dari dalam bumi. Timbulnya getaran ini dikarenakan adanya retakan atau dislokasi pada kulit bumi. Jika terjadinya getaran karena adanya retakan di dasar laut, yang kemudian merambat melalui air laut, maka terjadilah gempa laut yang dapat menggoncangkan kapal2 dan menimbulkan gelombang pasang yang mencapai puluhan meter tingginya. Peristiwa ini disebut dengan tsunami.


 Dilihat dari intensitasnya ada 2 macam jenis gempa yaitu :
  1. Macroseisme, yaitu gempa yang intensitasnya besar dan dapat diketahui tanpa menggunakan alat.
  2. Microseisme, yaitu gempa yang intensitasnya kecil sekali dan hanya dpat diketahui dengan menggunkan alat perekam.
 Hal ikhwal mengenai gempa bumi perlu diselidiki agar akibat yang ditimbulkannya dapat diramalkan dan upaya penanggulangannya dapat dilakukan. Ilmu yang mempelajari gempa bumi, gelombang2 seismik serta perambatannya disebutseismologi.

 Dalam kajian seismologi di perluakan berbagai alat. Salah satu alat yang terpenting adalah seismograf atau alat untuk mencatat gempa. Ada 2 macam seismograf, yaitu :
  1. Seismograf Horizontal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah horizontal.
  2. Seismograf Vertikal, yaitu seismograf yang mencatat getaran bumi pada arah vertikal.

Gambar : Seismograf

Besaran (magnitudo) gempa yang didasarkan pada amplitudo gelombang tektonik dicatat oleh seismograf dengan menggunakan skal Richter. Skala ini ini dibuat olehCharles F. Richter pada tahun 1935.

Sumber gempa di dalam bumi disebut dengan Hiposentrum. Dari hiposentrum ini di teruskan ke segala arah. Tempat hiposentrum ini ada yang dalam sekali, dan ada yang dangkal. Di Indonesia terdapat hiposentrum yang dalamnya lebih dari 500 km, contohnya di bawah laut Flores ± 720 km.
Pusat gempa pada permukaan kulit bumi di atas hiposentrum disebut denganEpisentrum. Kerusakan yang terbesar terdapat di sekitar episentrum.

Daerah2 yang mengalami gempa dapat dibuat peta. Pada peta tersebut ada beberapa macam garis,yaitu :
  1. Homoseiste, yaitu garis yang menghubungkan tempat2 yang pada saat yang sama mengalami getaran gempa.
  2. Isoseiste, yaitu garis yang menghubungkan tempat2 yang dilalui oleh gempa yang sama intensitasnya.
  3. Pleistoseiste, yaitu garis yang menggelilingi daerah yang mendapat kerusakan terhebat dari gempa bumi.
Gempa bumi merambat melalui 3 macam getaran, yaitu :

1.      Getaran Longitudinal (Merapat Merenggang).
Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui dalam bumi, kecepatan getarannnya sangat cepat, hingga mencapai 7 sampai 14 km per jam. Getaran ini datangnya paling awal da merupakan getaran pendahuluan yang pertama, itulah sebabnya disebut juga getaran primer. Getaran ini belum menimbulkan kerusakan.

2. Getaran Transversal (Naik-Turun)
Getaran ini asalnya juga dari hiposentrum dan bergerak juga melalui dalam bumi. Kecepatan getaran ini antara 4 sampai 7 km per jam. Getaran ini datang setelah getaran longitudinal dan merupakan getaran pendahuluan kedua yang disebut getaran sekunder.

3. Getaran Gelombang Panjang.
Getaran ini asalnya dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi. Kecepatan getaran ini antara 3,8 sampai 3,9 km per jam. Getaran ini datangnya paling akhir, tetapi merupakan getaran pokok. Getaran ini yang menimbulkan kerusakan.
KLASIFIKASI GEMPA
Kita dapat membedakan macam2 gempa bumi berdasarkan :
1.    Hiposentrum gempa atau jarak pusat gempa yaitu :
  • Gempa Dalam, jika hiposentrumnya terletak antara 300-700 km
  • Gempa Intermidier, jika hiposentrumnya terletak antara 100-300 km
  • Gempa Dangkal, jika hiposntrumnya terletak dari 100 km di bawah permukaan bumi.
2. Atas dasar bentuk episentrumnya, dibedakan :
  • Gempa Linier, jika episentrumnya berbentuk garis. Contohnya gempa tektonik karena bentuknya bisa berupa daerah patahan.
  • Gempa Sentral, jika episentrumya berbentuk titik. Contohnya gempa vulkanik atau gempa runtuhan.
3. Atas dasar letak episentrum gempa, dibedakan atas :
  • Gempa Laut, jika episentrumnya terletak di dasar laut.
  • Gempa Daratan, jika episentrumnya di daratan.
4. Atas dasar jarak episentral, gempa dibedakan atas :
  • Gempa Setempat, jika jarak tempat gempa terasa sampai ke episentralnya kurang dari 10.000 km.
  • Gempa Jauh, jika episentral dan tempat gempa terasa berjarak sekitar 10.000 km
  • Gempa Sangat Jauh, jika episentral dan tempat gempa terasa lebih dari 10.000 km.
5. Atas dasar peristiwa yang menyebabkan gempa, dapat dibedakan atas :
  • Gempa Tektonik atau Gempa Dislokasi, yaitu gempa yang terjadi setelah terjadinya dislokasi atau karena gerakan lempeng. Gempa inilah yang dapat berakibat parah, terutama jika jarak hiposentrumnya dangkal.
  • Gempa Vulkanik, yaitu gempa yang terjadi sebelum, pada saat dan sesudah peristiwa letusan gunung api.
  • Gempa Runtuhan, gempa yang terjadi akibat runtuhya bagian atas litosfer, karena bagian sebelah dalam bumi berongga. Misalnya gempa di daerah kapur.
  • Gempa Buatan, yaitu gempa yang disebabkan oleh perbuatan manusia. Misalnya gempa yang terjadi akibat ledakan dinamit yg di gunakan untuk membuat gua/lubang untuk kegunaan penggalian atau pertambangan.


 Untuk menentukan letak episentrum caranya sebagai berikut :
  1. Dengan menggunakan hasil pencatatan seismograf. Cara ini dengan menggunakan 3 seismograf, yaitu satu seismograf vertikal, atu seismograf horizontal yang berarah utara dan selatan sedang satu lagi seismograf berarah timur dan barat.
  2. Dengan menggunakan 3 tempat yang terletak satu homoseiste. Cara ini dengan menggunakan seismograf di 3 tempat yang merasakan getaran gempa pada saat yang sama. Pertama-tama kita hubungkan tempat seismograf yang satu homoseiste. Karena 3 seismograf maka didapat 2 garis. Dua garis itu dibuat garis sumbu, sehingga episentrum terletak pada pertemuan dua garis sumbu.
  3. Dengan menggunakan 3 tempat yang mencatat jarak episentrum. Untuk menentukan jarak episentrum digunakan rumus Laska :
∆ = { (S – P ) } – 1′ x 1.000 km

∆ = delta = jarak episentrum

S – P = selisih waktu pencatatan gelombang primer dengan gelombang sekunder dalam satuan menit.
1′ = satu menit.

 Contoh :
Gelombang S tiba pada pukul 10.29’44”, sedang gelombang P tiba pada pukul 10.25’14”. berapakah jarak episentrum sebuah seismograf dari daerah Z ?

Jawab :

{ ( 10.29’44” – 10.25’14” ) } – 1′ x 1.000 km

= ( 4 1/2 – 1′ ) x 1.000 km = 3.500 km.

Sekarang misalnya letak episentrum dari 3 tempat, yaitu Z = 3.500 km, Y= 5.250 km, dan X = 3.750 km.
Maka cara membuatnya :
  1. Dibuat perbandingan skala horizontal 1 cm = 1000 km. maka Z = 3,5 cm, Y = 5,25 cm, X = 3,75 cm.
  2. Buat lingkaran sesuai jari2 Z,Y,X.
  3. Ketiga lingkaran akan berpotongan pada satu titik E (episentrum).
  4. Dengan menggunakan lingkaran isoseiste. Dari laporan secara visual dapat dibuat tanda2 pada peta yang kemudian dapat ditentukan beberapa isoseiste di daerah bencana gempa. Dengan mengetahui lingkaran atau elips isoseiste itu dari luar kea rah dalam, dapat ditentukan tempat episentrum.
 3. Tektonisme

Tektonisme adalah perubahan/pergeseran letak lapisan kulit bumi secara mendatar atau vertikal. Jadi yang dimaksud dengan gerak tektonik adalah semua gerak naik dan turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi. Gerak ini dibedakan lagi menjadi :
  1. Gerak Epirogenetik, adalalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lama, dan meliputi daerah yang luas. Ada dua macam gerak epirogenetik,  yaitu :
a)      Epirogenetik Positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut naik.
b)      Epirogenetk Negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga terlihat seakan permukaan air laut turun.

2. Gerak Orogenetik, adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit bumi yang relatif lebih cepat dan meliputi daerah yang tidak begitu luas. Gerak ini disebut juga gerakan pembentuk pegunungan. Bentuk gerakan orogenetik dapat dibedakan menjadi :




Pada muka bumi yang terdapat bentukan jenis ini, dataran akan melengkung ke atas sehingga terbentuk suatu kubah atau yang disebut  juga dengan Dome. Hal ini disebabkan gerak vertikal yang tidak merata di suatu daerah, khususnya di daerah yang berbatuan sedimen. Selain kubah, ada juga yang mengarah ke bawah hingga membentuk cekungan atau basin, diameternya dapat mencapai beberapa mil.

b)       Folding (Pelipatan)
Pelipatan akan terjadi apabila struktur batuan pada suatu daerah menderita suatu tekanan yang lemah. Namun, berlangsung lama dan belum melampaui titik patah batuan sehingga hanya membentuk lipatan. Bagian puncak suatu lipatan disebut dengan antiklin, sedangkan lembahnya disebut dengan sinklin.






d)     Faulting (Patahan).

Jika folding atau pelipatan membentuk muka bumi dalam waktu yang berlangsung lama maka faulting atau patahan terjadi karena tekanan yang kuat dan berlangsung sangat cepat. Batuan tidak hanya mengalami retakan, juga mengalami displacementatau sudah terpisah satu dengan lainnnya.

Pada umumnya, daerah sepanjang patahan merupakan daerah pusat gempa bumi karena selalu mengalami pergeseran batuan kerak bumi. Patahan dapat menyebabkan turunnya bagian kulit bumi atau yang disebut dengan graben, atau yang sering disebut juga dengan slenk.

Selain menyebabkan turunnya bagian kulit bumi, patahan juga dapat menyebabkan naiknya kulit bumi. Hal ini terjadi apabila bagian diantara dua patahan mengalami pengangkatan sehingga menjadi lebih tinggi dari daerah sekitarnya, atau yang biasa disebut dengan horst.

Prinsip-Prinsip Pergeseran Lempeng Litosfer

Seperti yang diuraikan sebelumnya bahwa litosfer yang tipis berada di atas asthenosfer yang bersifat cair (plastis). Menurut para ahli geologi litosfer tersebut terkoyak-koyak disana-sini sehingga terpecah-pecah membentuk suatu kepingan yang disebut lempeng litosfer dan bergerak akibat adanya arus konveksi di asthenosfer. Jadi, tanah yang kita injak sebetulnya bergerak rata2 sejauh 1 – 10 cm per tahun. Dengan adanya gerakan tersebut maka lempeng litosfer saling berdesakan dan bertumbukan, maka timbul prinsip2 pergeseran lempeng litosfer, yaitu :
  1. Lempeng litosfer saling bertumbukan (divergensi) dimana salah satunya sampai menyusup di bawah lempeng litosfer lainnya.
  2. Lempeng litosfer saling berpapasan, yang membentuk sesar mendatar.
  3. Lempeng litosfer saling memisah (konvergensi), yang membentuk punggungan di tengah samudera.

B. Tenaga Eksogen

adalah tenaga yang berasal dari luar bumi, antara lain berasal dari hujan, panas matahari, angin, aliran air, dan luncuran gletser serta makhluk hidup. Tenaga eksogen dapat mengubah bentuk permukaan bumi menjadi berlubang, berbukit dan bentuk lainnya. Tenaga eksogen ini bersifat merusak. Artinya menyebabkan terjadinya kikiksan atau erosi, pelapukan, dan pengangkutan material (mass wasting). Pada prosesnya menghasilkan bentuk sisa (residual) dan bentuk endapan (depositional). Tenaga eksogen dapat di bagi menjadi :
  1. Weathering (Pelapukan).
Pelapukan adalah segala perubahan dalam batuan karena pengaruh keadaan cuaca (misalnya air, suhu). Adanya perbedaan temperatur yang tinggi dan rendah, sangat besar pengaruhnya terhadap batu2an.
Macam2 jenis pelapukan antara lain :

1)       Pelapukan Fisis (Pelapukan Mekanik).

Pelapukan mekanik merupakan pelapukan batuan yang tidak disertai dengan perubahan susunan kimia, seperti batuan yang besar pecah dan berubah menjadi semakin kecil, selanjutnya sampai halus, tetapi susunan kimianya sama dengan batuan induknya. Sebab2 pelapukan mekanis antara lain :
  • Insolasi (pengaruh sinar matahari) dan perubahan suhu.
  • Pembekuan.
  • Pengerjaan garam.
  • Daya erosi
  • Gelombang laut yang memukul pantai.

2)       Pelapukan Kimia

Pelapukan kimi merupakan pelapukan batuan melalui proses kimia yang disertai dengan perubahan susunan zat dari mineral batuan induknya. Contohnya : hancurnya batuan karena larutan batuan kapur yang dicampur oleh air hujan yang banyak mengandung CO2.

3)       Pelapukan Biologis (Pelapukan Organik)

Pelapukan organik merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh oraganisme2 (tumbuh2an, hewan, dan manusia). Manusia dapat merusak ekosistem yang lebih besar lagi, tetapi dapat juga memelihara ekosistem yang sudah rusak dan memperbaharui lagi. Pelapukan organis sebagian masuk pelapukan fisik dan sebagian masuk pelapukan kimia.

Pelapukan bioligis dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
  • Pelapukan biologis fisik, misalnya tekanan akar, merayapnya cacing, dan sebagainya.
  • Pelapukan biologis kimia, misalnya pelapukan bunga tanah (humus), pengerjaan jasad2 hidup pada batuan, yaitu dengan jalan mengeluarkan zat2 tertentu.

2.  Erosi (Pengikisan).

Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda2 seperti air, es, angin, dan gelombang arus.

Macam2 jenis erosi, yaitu :
1)       Erosi Air
Air yang mengangkut batu2an yang hancur mempunyai kekuatan mengikis lebih besar. Peristiwa gesekan pada erosi air tergantung pada : kecepatan gerak, daya angkut air, dan keaadan permukaan.


2)       Abrasi, adalah pengikisan batuan yang disebabkan oleh pengerjaan air laut. Besar  kecilnya gelombang atau kecepatan angin, dapat menimbulkan perubahan bentuk di sepanjang pantai disebut abrasi platform.

3)       Gletser, yaitu pegikisan yang disebabkan oleh pengerjaan es . pengikisan oleh es disebut juga glacial/eksarasi. Di daerah pegunungan yang tinggi sering terdapat salju abadi atau es. Es bergerak turun melalui lereng dan mengikis dasar lereng gunung serta mendorongnya ke lembah.

http://belajargeodenganhendri.files.wordpress.com/2011/04/es1607_p3_theb0011_b.jpg?w=530
4)       Korasi, yaitu pengikisan yang disebabkan oleh pengerjaan angin.


 Erosi yang disebabkan oleh tenaga air, misalnya :
1.      Erosi percikan, yaitu erosi yang disebabkan  oleh tetesan air hujan yang memecahkan butir-butir tanah.
2.      Erosi lembar, yaitu pengikisan dan pengangkutan lapisan tanah permukaan, yang disebabkan oleh aliran air di permukaan tanah.
3.       Erosi Alur, yaitu pengikisan lapisan tanah yang sudah membentuk alur-alur dengan lebar < 40 cm dan kedalaman < 25 cm.
4.      Erosi Parit, yaitu pengikisan lapisan tanah yang mebentuk alur-alur yang lebih besar,sehingga sering disebut parit m ukuran lebar > 40 cm dan kedalaman > 25 cm. Erosi tebing sungai, yaitu  aliran air  sungai mengikis tebing sungai.


3.  Sedimentasi (Pengendapan)

Lapisan hasil pelapukan yang terjadi dipermukaan bumi, baik di daratan yang rata maupun di lereng2 bukit, pegunungan atau gunung dipengaruhi oleh bermacam-macam kekuatan. Daerah yang terkena pelapukan maupun yang menerima hasil pelapukan menghasilkan struktur morfologi yang berbeda-beda.
Bentukan2 dalam proses pengendapan/sedimentasi di daerah pantai antara lain :
1)      Pesisir (Beach) adalah pantai yang terdiri atas endapan pasir sebagai hasil erosi.
2)      Dune Adalah bukit pasir di daerah pedalaman yang terjadi sebagai akibat hembusan angin di daerah pasir yang luas.
3)      Spit dan Bar Spit adalah material pasir sebagai proses pengendapan yang terdapat di muka teluk, berbentuk memanjang, dan salah satu ujungnya menyatu dengan daratan. Sedangkan ujung lain terdapat di laut. Bar adalah punggungan pasir dan kerikil yang diendapkan tepat diseberang teluk. Bila bar ini menghubungkan dua pulau disebut tambolo.
4)      Delta adalah bentukan dari proses pengendapan erosi yang di bawa oleh aliran sungai di daerah pantai.


Dalam proses sedimentasi/pengendapan ini akan menghasilkan batuan sedimentasi. Batuan sedimen juga dapat diklasifikasikan berdasarkan tenaga alam yang mengangkut dan tempat sedimen.
a.    Berdasarkan tenaga alam yang mengangkutnya ada empat macam sedimen yaitu :
  1. Sedimen Akuatis : pengendapan oleh air
  2. Sedimen Aeris (Aeolis) : pengendapan oleh angin
  3. Sedimen Glasial : pengendapan oleh es
  4. Sedimen Marine : pengendapan oleh air laut.
b.     Berdasarkan tempatnya ada 5 macam sedimen, yaitu :
  1. Teristris : pengendapan di darat
  2. Sedimen Fluvial : pengendapan di sungai
  3. Sedimen Limnis : pengendapan di rawa2 atau danau
  4. Sedimen Marine : pengendapan di laut
  5. Sedimen Glasial : pengendapan di daerah es.
Pengangkutan Material (Mass Wasting).
Pengangkutan material (mass wasting) terjadi karena adanya gaya gravitasi bumi sehingga terjadi pengangkutan atau perpindahan material dari satu tempat ke tempat lain. Proses mass wasting berlangsung dalam empat jenis pergerakan material.
1.      Slow Flowage( pergerakan lambat )
Rayapan (creep) merupakan bentuk dari jenis pergerakan lambat pada proses mass wasting. Rayapan adalah gerakan tanah dan puing batuan yang menuruni lereng secara pelan, dan biasanya sulit untuk diamati kecuali dengan pengamatan yang cermat. Rayapan terbagi menjadi beberapa jenis.
a)      Rayapan tanah. Yaitu gerakan tanah menuruni lereng.
b)      Rayapan halus. Yaitu gerakan puing batuan hasil pelapukan pada lereng curam yang menuruni lereng.
c)      Rayapan batuan. Yaitu gerakan blok-blok secara individual yang menuruni lereng.
d)      Rayapan batuan (rock creep). Yaitu gerakan lidah-lidah batuan yang tercampak menuruni lereng.
e)      Solifluksi (solifluction). Yaitu aliran pelan masa batuan yang banyak mengandung air menuruni lereng di dalam saluran tertentu.
2.      Jenis pergerakan cepat.
Jenis pergerakan ini dapat dibagi sebagai berikut :
a)          Aliran tanah. Yaitu gerakan berlempung atau berlumpur yang banyak mengandung air menuruni teras atau lereng perbukitan yang kemiringannya kecil.
b)          Aliran lumpur. Yaitu gerak puing batuan yang banyak mengandung air menuruni saluran tertentu secara pelan hingga sangat cepat.
c)          Gugur puing. Yaitu puing-puing batuan yang meluncur di dalam saluran sempit menuruni lereng curam.
3.      Longsor lahan (landslide).
Gerakan yang termasuk dalam kategori ini merupakan jenis yang mudah diamati, dan biasanya berupa puing massa batuan. Gerakan tersebut dapat dibagi menjadi :
a)          Luncur. Yaitu gerakan penggelinciran dari satu atau beberapa unit puing batuan, atau biasanya disertai suatu putaran ke belakang pada lereng atas di tempat gerakan tersebut terjadi.
b)          Lonsor puing. Yaitu peluncuran puing batuan yang tidak terpadatkan, dan berlangsung cepat tanpa putaran ke belakang.
c)          Jatuh puing. Yaitu puing batuan yang jatuh hampir bebas dari suatu permukaan yang vertikal atau menggantung.
d)     Longsor batu. Yaitu massa batuan yang secara individu meluncur atau jatuh menuruni permukaan lapisan atau sesaran.
e)           Jatuh batu. Yaitu blok-blok batuan yang jatuh secara bebas dari lereng curam,
4.      Amblesan (subsidensi).
Amblesan yaitu pergeseran tempat ke arah bawah tanpa permukaan bebas dan tidak menimbulkan pergeseran horizontal. Hal ini umumnya terjadi karena perpindahan material secara pelan-pelan di daerah massa yang ambles.